Sunday, October 28, 2007

Memaknai Sumpah Pemuda

Assalamualaikum Wr. Wb.

Kami putra-putri Indonesia mengaku bertanah air satu, tanah air Indonesia
Kami putra-putri Indonesia mengaku berbangsa satu, bangsa Indonesia
Kami putra-putri Indonesia menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia


Nah, sekitar 1,2,3...(sambil mengambil kalkulator) 79 tahun yang lalu ketiga kalimat di atas diucapkan di hadapan perwakilan dari berbagai organisasi pemuda yang datang. Pada saat itu semangat membara para pemuda untuk bersatu sangatlah kuat. Lalu apakah semangat itu masih tersisa saat ini atau bagaimanakah pelaksanaan Sumpah Pemuda setelah 79 tahun berlalu? Mari kita diskusikan lebih lanjut.

Pertama adalah kalimat mengaku bertanah air satu, tanah air Indonesia. Saya rasa semua orang memiliki rasa cinta pada tanah airnya masing-masing. Akan tetapi, mereka mungkin belum bisa mengungkapkan rasa cinta itu dengan tindakan-tindakan yang sesuai. Misalnya para pelajar yang gemar tawuran padahal jelas di atas disebutkan bahwa bertanah air satu yang artinya mempunyai rasa saling memiliki terhadap negara tercinta kita ini. Bahkan pertikaian yang sifatnya lebih luas seperti pertikaian antarsuku di Indonesia pun sering terjadi. Yang perlu dipahami dalam kalimat ini adalah kata "mengaku" yang diartikan mengaku dengan jiwa raga. Bukan mengaku hanya dibibir saja tanpa mendalami makna yang sesungguhnya dengan melakukan tindakan-tindakan yang mencerminkan ucapan kita itu.


Yang kedua adalah mengaku berbangsa satu, bangsa Indonesia. Bangsa adalah sekelompok manusia yang dipersatukan karena memiliki persamaan sejarah, cita-cita, karakter, dan hasrat yang terikat oleh tanah air yang sama. Dalam pengertian bangsa ini, kita dapat melihat bahwa setelah mengaku bertanah air satu kita pun mengaku berbangsa yang satu. Para pemuda yang hadir dalam Kongres Pemuda II pun bersatu dengan berbagai perbedaan tapi memiliki satu persamaan yaitu hasrat ingin menyatukan tanah air Indonesia. Jika dibandingkan dengan keadaan kita sekarang, kita terkadang malah lebih mencintai negara lain. Contohnya banyak saya temukan di sekitar saya. Teman-teman saya lebih menyukai negara Jepang dibandingkan Indonesia. Mereka lebih tahu sejarah, budaya, dan keadaan Jepang dibanding dengan Indonesia. Mereka sering berkata,"Indonesia itu apa? Lihat Jepang mereka jauh lebih maju daripada kita padahal mereka pernah dibombardir Amerika. Bagaimana dengan Indonesia? Sudah 62 tahun tapi tidak maju-maju juga." Saya akui saya sendiri pun menyukai manga Jepang tapi tidak sampai melupakan tanah kelahiran saya sendiri. Ingat jangan pernah melupakan tanah kelahiran kita sendiri meski bagaimanapun keadaannya.

Yang ketiga adalah menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Nah, hal ketiga inilah yang seringkali kita abaikan. Pemuda-pemudi sekarang lebih menyukai bahasa-bahasa gaul seperti gue, lo, dan sebagainya. Apakah kata-kata seperti itu ada dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia? Ya, mungkin saja ada setelah beberapa tahun lagi atau setelah pemerhati bahasa Indonesia sudah lelah dan mengalah untuk memasukkannya ke dalam kamus layaknya mantra-mantra Harry Potter yang dimasukkan ke dalam ejaan bahasa Inggris. Selain kata, definisi kata pun sering disalah artikan. Contohnya kata secara yang entah karena apa artinya menjadi sebab. Lalu pencampuran bahasa Indonesia dengan bahasa Inggris yang sering terjadi. Misalnya so what gitu loh dan masih banyak lagi. Ingat bahasa menunjukkan bangsa. Kalau bukan kita yang menjaga dan membudayakan berbahasa Indonesia yang baik, siapa lagi yang akan melakukannya?

Tentu saja itu semua sedikit demi sedikit akan menggerogoti persatuan Indonesia. Pada awalnya memang baru bahasa saja yang dicampur-adukkan. Lama-lama rasa cinta tanah air pun akan ikut dicampur-adukkan. Untuk mencegah hal itu memang sudah selayaknya kita memahami betul bagaimana makna Sumpah Pemuda dan tentu saja mengamalkannya sesuai kemampuan kita. Nah, seberapa jauhkah kita mampu menjiwai makna Sumpah Pemuda? Hanya diri kita sendirilah yang mampu menilainya.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

5 comments:

  1. tulisan yang bagus ..

    makasih sudah mengingatkan kalo kemarin hari sumpah pemuda .. hampir lupa saya .. ^^

    sebagai pemuda bangsa memang sudah semestinya kita menanamkan makna sumpah pemuda itu dalam diri kita, tapi terkadang hal itu sering terlewatkan bahkan terlupakan ..
    kebanyakan pemuda sekarang lebih membanggakan budaya luar daripada budaya negri sendiri .. agak sulit kalau harus menyamakan pemahaman setiap orang .. paling tidak mulailah dari diri sendiri, siapa tahu bisa membuat orang lain tertarik nantinya .. ^^

    hahaa .. ^^
    jadi malu nih .. saya juga termasuk orang yang suka membanggakan negara lain .. tapi tetep nasionalis indonesia kok .. ^^

    bangga, masih ada pemuda yang punya sikap nasionalis ..
    tetep berjuang dan Semangat!! ^^

    ReplyDelete
  2. jadi malu, karena saya ikutan terbiasa make kata "secara" ...

    ReplyDelete
  3. @Shige : Iya, tetap semangat!! Tapi, sumpah pemuda seharusnya diganti sumpah pemuda-pemudi. Biar kesannya tidak cuma pemuda saja yang harus mengamalkan isi sumpah pemuda. :)

    @Isnuansa : Hahaha, terkadang saya juga sering pakai kok, Mbak. Terbawa saja dengan kebiasaan teman-teman. Tapi, saya tetap berusaha menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. :)

    ReplyDelete
  4. sumpah pemuda tahun ini kurang greget yach ?

    ReplyDelete