Friday, December 28, 2007

Banjir dan Longsor di Akhir Tahun

Assalamualaikum Wr. Wb.

Di akhir tahun 2004 lalu, tsunami melanda Serambi Mekah, Aceh. Sekarang ni kita dikejutkan dengan berita musibah banjir dan tanah longsor yang melanda beberapa kota di Pulau Jawa. Begitu banyak korban yang berjatuhan akibat musibah ini. Saya pun turut prihatin atas musibah ini dan saya berdoa agar musibah ini cepat berakhir. Amin.

Lalu, sebenarnya salah siapakah sampai-sampai begitu banyak kota di Pulau Jawa yang terendam banjir maupun tertimpa tanah longsor. Terlepas dari faktor alam, tentunya manusia masih berperan penting dalam terjadinya musibah ini. Kita tahu persis bahwa Pulau Jawa merupakan pulau yang paling padat penduduknya diantara pulau-pulau di Indonesia. Akibatnya banyak kawasan hutan yang dibuka untuk dijadikan lahan pemukiman. Sementara hutan-hutan yang tersisa pun ditebang pohonnya dengan sembarangan. Mungkin selama ini belum terlihat jelas dampaknya. Tapi, sekarang kita pun tahu begitu besar dampak akibat berkurangnya hutan di Pulau Jawa. Hujan yang mengguyur selama dua hari berturut-turut saja bisa menimbulkan bencana banjir dan tanah longsor sebesar ini. Bagaimana jika hujan akan mengguyur selama enam bulan karena kita tahu Indonesia sekarang sedang dalam musim penghujan. tidak dapat membayangkan betapa besarnya dampak yang akan timbul.


Kita tahu bahwa hutan memiliki banyak fungsi, antara lain untuk menyimpan cadangan air dan menyerap air hujan sebelum alirannya sampai ke laut. Nah, bila hutan sudah berkurang akhirnya tidak ada lagi yang mampu menyerap air hujan sehingga air hujan pun mengalir begitu saja ke sungai. Hal inilah yang menyebabkan banjir bandang di daerah Sungai Bengawan Solo, seperti daerah Solo, Sragen, dan Madiun. Seolah tak ingin kalah, Sungai Serang dan Lusi pun meluap dan menyebabkan banjir bandang di daerah Kudus. Meluapnya sungai-sungai tersebut juga disebabkan banyaknya manusia yang seenaknya membuang sampah di sungai. Hal ini menyebabkan tertimbunnya sampah-sampah itu ke dasar sungai sehingga sungai pun akan menjadi dangkal dan akhirnya sungai yang dangkal itu pun tak mampu menahan air hujan yang begitu banyak.

Sungguh saya tak pernah membayangkan betapa serakah dan jahatnya manusia sampai mereka membiarkan tangan-tangan mereka dengan seenaknya merusak alam. Kita tidak pernah tahu kapan musibah akan datang. Tapi, setidaknya kita harus melakukan upaya preventif untuk mencegahnya. Upaya itu antara lain dengan tidak membuka kawasan hutan lagi untuk pemukiman. Kita tahu betapa jauhnya perbandingan antara kawasan hutan dan lahan pemukiman di Pulau Jawa. Berapa banyak hutan di Pulau Jawa. Setahu saya, saya tidak pernah mendengar ada hutan yang cukup luas di Pulau Jawa. Upaya lainnya yaitu tidak menebang pohon sembarangan karena satu pohon saja sangat berarti untuk menyimpan cadangan air. Selain itu, jangan biarkan diri kita membuang sampah di sungai yang menyebabkan dangkalnya sungai. Beberapa upaya di atas jika dilakukan dengan sungguh-sungguh mungkin bisa mencegah atau sekedar mengurangi dampak musibah apabila musibah terjadi.

Walaikumsalam Wr. Wb.

5 comments:

  1. artikel yang bagus ..
    semoga kita bisa ikut melestarikan alam ya .. ^^

    saya suka komen-box-nya .. kamu hebat lho bisa include ini ke page post ..

    btw, Selamat Tahun Baru 2008 Aura .. ^^

    ReplyDelete
  2. Terima kasih. Iya, semoga semua orang sadar untuk melestarikan alam yang sudah mulai rusak ini. :)

    Terima kasih juga. Komen-box ini belajar dari Kang Rohman di kolom-tutorial.blogspot.com. Yah, supaya teman-teman gampang kalau mau kasih komen. :P

    Iya, Selamat Tahun Baru juga, Kakak... :)

    ReplyDelete
  3. hmmmm....baru liat nih yang keren kayak gini...btw, u can save the earth, mulailah dari kita sendiri...jangan buang sampah sembarangan,moga semua sadar dengan lingkungan yang semkain keriput ini,hidup DARLING (sadar lingkungan), met taon baru ya!!!! met kenal juga (ampir lupa, heuheuheu..)

    ReplyDelete
  4. Terima kasih. Yup, kita bisa menyelamatkan lingkungan mulai dari hal yang kecil dan lingkup yang kecil. Kalau semua orang sadar dan mau melakukannya. Insya Allah keseimbangan alam kita bisa kembali lagi. :)

    ReplyDelete